Saturday, November 17, 2012

manajemen keuangan publik


Mata Kuliah Manajemen Keuangan Publik

12 Sep
Deskripsi Mata Kuliah
Dalam organisasi sektor publik, keuangan publik merupakan salah satu unit penting dari kebijakan publik. Yakni bagaimana pendapatan dapat diperoleh dan dibelanjakan, serta permasalahan siapa memperoleh apa. Hal ini sangat terkait dengan beberapa standar/prinsip penting dalam mengelola/memanage keuangan publik seperti: efsiensi, ekonomis,efektif, transparan, profesional, akuntabilitas, keadilan, dll. Pembahasan tentang keuangan publik, tidak hanya menyangkut hal teknis administratif, namun juga politik dan perencanaan anggarannya (penganggaran).
Jumlah SKS                    :    3 SKS
Semester                         :    Ganjil
Jurusan                           :    Administrasi Publik FIA UB
Tujuan Instruksional Umum:
Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
  1. Memahami teori dan konsep dasar keuangan publik
  2. Memahami tata kelola keuangan publik
  3. Memahami teori agent dalam manajemen keuangan publik
SAP
Pert.
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
1
Pengantar Pengenalan SAP
2
Arti & pentingnya  anggaran sektor publik.Fungsi Anggaran Sektor Publik
  • Pengertian Keuangan Publik
  • Manajemen Keuangan Publik
  • Fungsi Anggaran:
  1. Alat perencana
  2. Alat pengendali
  3. Alat Kebijakan Fiskal
  4. Alat Politik
  5. dll
3
Prinsip Anggaran Sektor Publik
  • Otoritatif oleh legislatif
  • Komprehensif
  • Akurat
  • Jelas
  • Non-discreationary appropriaton
4
Jenis Anggaran Sektor Publik
  • Jenis Penerimaan
  • Jenis Pengeluaran
5
Teori Politik Keuangan Publik dan Kebijakan Anggaran
  • Teori politik keuangan yang baik
  • Kebijakan anggaran (surplus, defisit, berimbang)
6
Prinsip-prinsip pokok siklus anggaran
  • Tahap persiapan anggaran
  • Tahap ratifikasi
7
Perkembangan sistem anggaran sektor publik 1
  • Anggaran tradisional
  • Anggaran New Public Management
8
Ujian Tengah Semester
9
Perkembangan Sistem Anggaran Sektor Publik 2
  • Anggaran kinerja
  • Anggaran zero based budgeting (ZBB)
  • PPBS
10
Perkembangan Sistem Anggaran Sektor Publik 3
  • Tahap implementasi
  • Tahap Pelaporan
11
Teori Agency, Teori Anggaran Sektor Publik
  • Teori agency
  • Teori anggaran sektor publik
12
Otonomi dan Pengelolaan Keuangan Daerah
  • Prinsip otonomi
  • Pembagian urusan
  • Perangkat daerah dan pengelola keuangan
13
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
  • Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
  • Pejabat pengguna anggaran
  • Bendahara penerima/pengeluar
14
Sumber Pendapatan Daerah
  • SPAD
  • Dana perimbangan
  • Lain-lain pedapatan yang sah
  • Pinjaman Daerah
15
Pelaksana APBD, Penatausahaan Keuangan Daerah, Pertanggungjawaban APBD & Pengawasan Keuangan Daerah
  • Pelaksanaan APBD
  • Pergeseran anggaran
16
Ujian Akhir Semester
Referensi
•  UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
•  UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
•  Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi
•  Munir, Badrul, 2004. Perencanaan Anggaran Kinerja. Mataram: Samawa Center.
•  Suparmoko, 1986. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
•  Darsie, Nurlan, 2006.  Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.
•  Indra, Bastian, 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE.
•  Hakim, Abdul, 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

tugas ekonomi manajerial

1. Tujuan mempelajari ekonomi manajerial adalah untuk mendapatkan informasi-informasi bidang ekonomi, agar keputusan bisnis yg diambil oleh pimpinan perusahaan/organisasi tepat dan akurat di bawah kondisi ketidakpastian.
Pertanyaannya :
a. Bagaimana caranya memdapatkan informasi yang tepat dan akurat tersebut.
b. Uraikanlah berbagai tujuan (goal) dari keputusan bisnis yang tepat dan akurat tersebut.
c. Jelaskan latar belakang terjadinya kondisi ketidakpastian yang dihadapi perusahaan/organisasi.

2. Bagi pimpinan perusahaan mempelajari ekonomi manajerial menjadi sangat diperlukan dalam kondisi siklus perekonomian resesi. Uraikanlah pernyataan ini!

3. Uraikanlah apa yang dimaksud dengan profit maximum, value maximum, dan maximum welfare. Tunjukkan pula metodenya/formulanya.

4. Analisis perilaku konsumen tujuannnya untuk mengetahui factor-faktor apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian serta bagaimana konsumen memperoleh tingkat kepuasan maksimum.
Pertanyaannya :
a. Uraikanlah (tunjukan dengan kurva / grafik) bahwa factor harga mempengaruhi kepuasan konsumen.
b. Uraikanlah (tunjukkan dengan kurva / grafik) bahwa faktor pendapatan konsumen mempengaruhi kepuasan konsumen.
c. Uraikan pula ( tunjukkan dengan skor yang saudara perumpamakan) mengenai analisis perilaku konsumen berdasarkan faktor atribut untuk kasus produk telekomunikasi seluler, simpati, mentari, dan XL. Bagaimana kebijakan lebih lanjut perusahaan terhadap hasil survey / skor tersebut.

tugas ekonomi pembangunan

Mengatasi Kemiskinan Yang Ada Di Negara Indonesia

    Setiap tahunnya angka kemiskinan di negara Indonesia semakin meningkat, hal ini terjadi karena banyak faktor. Di antaranya adalah faktor kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang setiap tahunnya terus berkembang pesat, faktor pernikahan dini juga menjadi penyebab menambahnya angka kemiskinan di negara ini, adapun faktor yang lain yaitu tingginya angka kelahiran dibandingkan angka kematian.
    Karena besarnya angka kelahiran yang ada di negara ini, pemerintah membuat program Keluarga Berencana (KB). Pemerintah juga manyarankan kepada masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB) ini. Namun nampaknya program tersebut tidak begitu membuahkan hasil yang signifikan. Bagi para kaum muda program Keluarga Berencana ini kurang diperhatikan, liat saja contohnya masih banyak bayi yang lahir di luar pernikahan. Sebenarnya program Keluarga Berencana ini sangat baik untuk mengurangi jumlah penduduk di negara indonesia  yang setiap tahunnya terus dan terus meningkat, akibatnya adalah banyaknya pengangguran yang ada di negara ini.
    Seiring bertambahnya angka kemiskinan di negara indonesia bertambah pula angka kriminalitas yang ada di indonesia. Rata-rata masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan nekat melakukan perbuatan kriminal, faktor biaya atau beban hiduplah yang membuat mereka nekat melakukan hal tersebut. Berbagai upaya pun dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan, di antaranya adalah dengan melakukan program beras bersubsidi (bulog). Namun tidak semua masyarakat menikmati beras bersubsidi tersebut, hal ini terjadi karena banyaknya oknum-oknum yang ada di pemerintahan melakukan korupsi semata-mata hanya untuk meperkaya dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib rakyat miskin. Beras yang seharusnya untuk mereka, tapi mereka tidak dapat menikmati beras tersebut.
    Sungguh kronis kondisi negara ini, banyaknya oknum pemerintahan yang melakukan tindak korupsi semata-mata hanya untuk memperkaya dirinya sendiri. Rakyat yang berada di bawah garis kemiskinan  hanya bisa berharap kapan mereka bisa menikmati hidup layak tanpa harus melakukan tindak kriminalitas. Emang tidak semua masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan melakukan tindak kriminalitas. Andai saja pemerintah membuka lahan usaha untuk mereka agar mereka tidak melakukan perbuatan yang tersebut.
   
    Cara/Solusi Mengatasi Kemiskinan di Indonesia :

    Pada Hari Kemiskinan Internasional lalu berbagai pihak menyatakan perang melawan kemiskinan. Ditargetkan pada tahun 2015 Indonesia bebas dari kemiskinan. Ini tekad yang bagus.
Namun selain tekad, harus didukung dengan niat yang ikhlas, perencanaan, pelaksanaan dan juga pengawasan yang baik. Tanpa itu semua hanya omong belaka.
Menghilangkan kemiskinan boleh dikata mimpi atau hanya janji surga. Tapi mengurangi kemiskinan sekecil mungkin bisa dilakukan. Ada beberapa program yang perlu dilakukan agar kemiskinan di Indonesia bisa dikurangi.
    Pertama, meningkatkan pendidikan rakyat. Sebisa mungkin pendidikan harus terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia. Banyaknya sekolah yang rusak menunjukkan kurangnya pendidikan di Indonesia. Tentu bukan hanya fisik, bisa jadi gurunya pun kekurangan gaji dan tidak mengajar lagi.
Dulu pada tahun 1970-an, sekolah dasar dibagi dua. Ada sekolah pagi dan ada sekolah siang sehingga 1 bangunan sekolah bisa dipakai untuk 2 sekolah dan melayani murid dengan jumlah 2 kali lipat. Sebagai contoh di sekolah saya ada SDN Bidaracina 01 Pagi (Sekarang berubah jadi Cipinang Cempedak 01 Pagi) dan SDN Bidaracina 02 Petang. Sekolah pagi mulai dari jam 7.00 hingga 12.00 sedang yang siang dari jam 12:30 hingga 17:30. Satu bangunan sekolah bisa menampung total 960 murid!
Ini tentu lebih efektif dan efisien. Biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung sekolah bisa dihemat hingga separuhnya. Mungkin ada yang berpendapat bahwa hal itu bisa mengurangi jumlah pelajaran karena jam belajar berkurang. Padahal tidak. Sebaliknya jam pelajaran di sekolah terlalu lama justru membuat siswa jenuh dan tidak mandiri karena dicekoki oleh gurunya. Guru bisa memberi mereka PR atau tugas yang dikerjakan baik sendiri, bersama orang tua, atau teman-teman mereka. Ini melatih kemandirian serta kerjasama antara anak dengan orang tua dan juga dengan teman mereka.
Selain itu biaya untuk beli buku cukup tinggi, yaitu per semester atau caturwulan bisa mencapai Rp 200 ribu lebih. Setahun paling tidak Rp 400 ribu hanya untuk beli buku. Jika punya 3 anak, berarti harus mengeluarkan uang Rp 1,2 juta per tahun. Hanya untuk uang buku orang tua harus mengeluarkan 130% lebih dari Upah Minimum Regional (UMR) para buruh yang hanya sekitar 900 ribuan.
Untuk mengurangi beban orang tua dalam hal uang buku, pemerintah bisa menyediakan Perpustakaan Sekolah. Dulu perpustakaan sekolah meminjamkan buku-buku Pedoman (waktu itu terbitan Balai Pustaka) kepada seluruh siswa secara gratis. Untuk soal bisa didikte atau ditulis di papan tulis.
Ini beda dengan sekarang di mana buku harus ditulis dengan pulpen sehingga begitu selesai dipakai harus dibuang. Tak bisa diturunkan ke adik-adiknya.
    Saat ini biaya SPP sekolah gratis hanya mencakup SD dan SMP (Meski sebetulnya tetap bayar yang lain dengan istilah Ekskul atau Les) sedang untuk Perguruan Tinggi Negeri biayanya justru jauh lebih tinggi dari Universitas Swasta yang memang bertujuan komersial. Untuk masuk UI misalnya orang tahun 2005 saja harus bayar uang masuk antara Rp 25 hingga 75 juta. Padahal tahun 1998 orang cukup bayar sekitar Rp 300 ribu sehingga orang miskin dulu tidak takut untuk menyekolahkan anaknya di PTN seperti UI, IPB, UGM, ITS, dan sebagainya. Meski ada surat edaran Rektor bahwa orang tua tidak perlu takut akan bayaran karena bisa minta keringanan, namun teori beda dengan praktek.
Boleh dikata orang-orang miskin saat ini mimpi untuk bisa masuk ke PTN. Jika pun ada paling cuma segelintir saja yang mau bersusah payah mengurus surat keterangan tidak mampu dan merendahkan diri mereka di depan birokrat kampus sebagai Keluarga Miskin (Gakin) untuk minta keringanan biaya.
Tanpa pendidikan, sulit bagi rakyat Indonesia untuk mengurangi kemiskinan dan menjadi bangsa yang maju.
    Kedua, pembagian tanah/lahan pertanian untuk petani. Paling tidak separuh rakyat (sekitar 100 juta penduduk) Indonesia masih hidup di bidang pertanian. Menurut Bank Dunia, mayoritas petani Indonesia memiliki lahan kurang dari 0,4 hektar. Bahkan ada yang tidak punya tanah dan sekedar jadi buruh tani. Kadang terjadi tawuran antar desa hingga jatuh korban jiwa hanya karena memperebutkan lahan beberapa hektar!
Artinya jika 1 hektar bisa menghasilkan 6 ton gabah dan panen 2 kali dalam setahun serta harga gabah hanya Rp 2.000/kg, pendapatan kotor petani hanya Rp 9,6 juta per tahun atau Rp 800 ribu/bulan. Jika dikurangi dengan biaya benih, pestisida, dan pupuk dengan asumsi 50% dari pendapatan mereka, maka penghasilan petani hanya Rp 400 ribu/bulan saja.
Pada saat yang sama 69,4 juta hektar tanah dikuasai oleh 652 pengusaha. Ini menunjukkan belum adanya keadilan di bidang pertanahan. Dulu pada zaman Orba (Orde Baru) ada proyek Transmigrasi di mana para petani mendapat tanah 1-2 hektar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Transportasi, rumah, dan biaya hidup selama setahun ditanggung oleh pemerintah.
Program itu sebenarnya cukup baik untuk diteruskan mengingat saat ini Indonesia kekurangan pangan seperti beras, kedelai, daging sapi, dsb sehingga harus impor puluhan trilyun rupiah setiap tahunnya.
Jika petani dapat tanah 2 hektar, maka penghasilan mereka meningkat jadi Rp 48 juta per tahun atau bersih bisa Rp 2 juta/bulan per keluarga.
Memang biaya transmigrasi cukup besar. Untuk kebutuhan hidup selama setahun, rumah, lahan, dan transportasi paling tidak perlu Rp 40 juta per keluarga. Dengan anggaran Rp 10 trilyun per tahun ada 250.000 keluarga yang dapat diberangkatkan per tahunnya.
Seandainya tiap keluarga mendapat 2 hektar dan tiap hektar menghasilkan 12 ton beras per tahun, maka akan ada tambahan produksi sebesar 6 juta ton per tahun. Ini sudah cukup untuk menutupi kekurangan beras di dalam negeri.
Saat ini dari 2 juta ton kebutuhan kedelai di Indonesia (sebagian untuk tahu dan tempe), 60% diimpor dari luar negeri. Karena harga kedelai luar negeri naik dari Rp 3.500/kg menjadi Rp 7.500/kg, para pembuat tahu dan tempe banyak yang bangkrut dan karyawannya banyak yang menganggur.
Jika program transmigrasi dilakukan tiap tahun dan produk yang ditanam adalah produk di mana kita harus impor seperti kedelai, niscaya kekurangan kedelai bisa diatasi dan Indonesia tidak tergantung dari impor kedelai yang nilainya lebih dari Rp 8 trilyun per tahunnya. Ini akan menghemat devisa.
Ketiga, tutup bisnis pangan kebutuhan utama rakyat dari para pengusaha besar. Para petani/pekebun kecil sulit untuk mengekspor produk mereka. Sebaliknya para pengusaha besar dengan mudah mengekspor produk mereka (para pengusaha bisa menekan/melobi pemerintah) sehingga rakyat justru bisa kekurangan makanan atau harus membayar tinggi sama dengan harga Internasional. Ini sudah terbukti dengan melonjaknya harga minyak kelapa hingga 2 kali lipat lebih dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan akibat kenaikan harga Internasional. Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.
Jika produk utama seperti beras, kedelai, terigu dikuasai oleh pengusaha, rakyat akan menderita akibat permainan harga.
    Selain itu dengan dikuasainya industri pertanian oleh pengusaha besar, para petani yang merupakan mayoritas dari rakyat Indonesia akan semakin tersingkir dan termiskinkan.
Keempat, lakukan efisiensi di bidang pertanian. Perlu dikaji apakah pertanian kita efisien atau tidak. Jika pestisida kimia mahal dan berbahaya bagi kesehatan, pertimbangkan predator alami seperti burung hantu untuk memakan tikus, dsb. Begitu pula jika pupuk kimia mahal dan berbahaya, coba pupuk organik seperti pupuk hijau/kompos. Semakin murah biaya pestisida dan pupuk, para petani akan semakin terbantu karena ongkos tani semakin rendah.
Jika membajak sawah bisa dilakukan dengan sapi/kerbau, kenapa harus memakai traktor? Dengan sapi/kerbau para petani bisa menternaknya sehingga jadi banyak untuk kemudian dijual. Daging dan susunya juga bisa dimakan. Sementara traktor bisa rusak dan butuh bensin/solar yang selain mahal juga mencemari lingkungan.
    Kelima, data produk-produk yang masih kita impor. Kemudian teliti produk mana yang bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dengan impor sekaligus membuka lapangan kerja. Sebagai contoh jika mobil bisa kita produksi sendiri, maka itu akan sangat menghemat devisa dan membuka lapangan kerja. Ada 1 juta mobil dan 6,2 juta sepeda motor terjual di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp 200 trilyun/tahun. Jika pemerintah menyisihkan 1% saja dari APBN yang Rp 1.000 trilyun/tahun untuk membuat/mendukung BUMN yang menciptakan kendaraan nasional, maka akan terbuka lapangan kerja dan penghematan devisa milyaran dollar setiap tahunnya.
Keenam, stop eksploitasi/pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing. Kelola sendiri. Banyak kekayaan alam kita yang dikelola oleh asing dengan alasan kita tidak mampu dan sedang transfer teknologi. Kenyataannya dari tahun 1900 hingga saat ini ketika minyak hampir habis kita masih ”transfer teknologi”.
Padahal 95% pekerja dan insinyur di perusahaan-perusahaan asing adalah orang Indonesia. Expat paling hanya untuk level managerial. Bahkan perusahaan migas Qatar pun di Kompas sering pasang lowongan untuk merekrut ahli migas kita. Saat ini 1.500 ahli perminyakan Indonesia bekerja di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar. Bahkan ada Doktor Perminyakan yang bekerja di negara Eropa seperti Noewegia!
Sekilas kita untung dengan pembagian 85% sedang kontraktor asing hanya 15%. Padahal kontraktor asing tersebut memotong terlebih dulu pendapatan yang ada dengan cost recovery yang besarnya mereka tentukan sendiri. Bahkan ongkos bermain golf dan biaya rumah sakit di luar negeri ex-patriat dimasukkan ke dalam cost recovery, begitu satu media memberitakan. Akibatnya di Natuna sebagai contoh, Indonesia tidak dapat apa-apa. Kontraktor asing sendiri, seperti Exxon sendiri mengantongi keuntungan hingga Rp 360 trilyun setiap tahun dari pengelolaan minyak dan gas di berbagai negara termasuk Indonesia. Menurut PENA, pada tahun 2008 saja sekitar Rp 2.000 trilyun/tahun dari hasil kekayaan alam Indonesia justru masuk ke kantong asing. Padahal itu bisa dipakai untuk melunasi hutang luar negeri dan mensejahterakan rakyat Indonesia.
Bahkan untuk royalti emas dan perak di Papua, Freeport yang cuma “tukang cangkul” dapat 99% sementara bangsa Indonesia sebagai pemilik emas cuma dibagi 1%! Bagaimana bisa kaya? Jadi kalau didapat emas dan perak sebesar Rp 100 trilyun, Indonesia cuma dapat Rp 1 trilyun saja!
Banyak perusahaan asing beroperasi menguras kekayaan alam Indonesia. Tetangga saya yang menambang emas bekerjasama dengan penduduk lokal dengan memakai alat pahat dan martil saja bisa mendapat Rp 240 juta per bulan, bagaimana dengan Freeport yang memakai banyak excavator dan truk-truk raksasa yang meratakan gunung-gunung di Papua?
Agar Indonesia bisa makmur, maka Indonesia harus mengelola sendiri kekayaan alamnya.

Sumber:
http://www.kompas.com

tugas ekonomi

TUGAS EKONOMI

  1. Kebutuhan Anda sebagai siswa!
  2. Bagaimana ilmu Ekonomi mengatur agar semua kebutuhan yang tidak terbatas bisa dipenuhi dengan sumber daya yang terbatas!
  3. Ceritakan sebuah kisah tentang biaya peluang yang pernah Anda alami selama ini !
  4. Menurut Anda, Indonesia lebih tepat menganut sistem ekonomi apa? Berikan penjelasan !
 Jawaban :

1.-Seragam
   -Buku
   -Alat tulis
   -Tenaga Pengajar
   -Sepatu
   -Alat transportasi
   DLL

2.Ilmu ekonomi memberika ketentuan ketentuan dan alternatif pilihan dalam menghadapi masalah kelangkaan
sumber daya tersebut seperti dengan Melakukan Penghematan, Membuat skala prioritas, Dan Membatasi Penggunaan barang / sumber daya tersebut .

3.pada saat saya duduk di bangku SMP . pada saat itu saya berangkat menggunakan kendaraan umum. suatu hari saya berfikir untuk berangkat menggunakan ojek atau angkutan  umum. kalau saya menggunakan ojek saya membayar rp.20.000 untuk kesekolah , sedangkan untuk naik angkutan umum saya hanya mengeluarkan  rp.3.000 .pada akhirnya saya memilih berangkat menggunakan angkutan umun yang lebih murah.

4.sistem ekonomi campuran, karena dilihat dari bangsa indonesia sendiri yang pemerintahnya tidak bisa memegang semua sektor industri dan banyaknya perusahaan swasta di bangsa ini. jadi lebih baik semua sektor industri yang vital bagi negara seperti minyak,linstrik,perbankan, dll di pegang oleh pemerintah . dan untuk sektor industri lain boleh di pegang oleh swasta seperti industri makanan, rumah sakit,dll. mengingat negara indonesia yang sedang berkembang serta jumlah rakyat yang banyak dan produktif , mungkin sistem ekonomi campuran lebih cocok di gunakan.

TUGAS EKONOMI

Tugas 2 (Ekonomi Koperasi)
Soal: Apa bedanya koperasi dengan UC (Union Credit)
Jawab: a. Koperasi
Pengertian pokok tentang Koperasi :
1. Merupakan perkumpulan orang orang termasuk badan hukum yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.
2. Menggabungkan diri secara sukarela menjadi anggota dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai pencerminan demokrasi dalam ekonomi.
3. Kerugian dan keuntungan ditanggung dan dinikmati bersama secara adil.
4. Pengawasan dilakukan oleh anggota.
5. Mempunyai sifat saling tolong menolong.
6. Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai syarat menjadi anggota.
b. Credit Union ( Cu )

Credit Union (CU), diambil dari bahasa Latin “credere” yang artinya percaya dan “union” atau “unus” berarti kumpulan. Sehingga “Credit Union” memiliki makna kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu yang sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.

Credit Union adalah lembaga usaha bersama di bidang keuangan yang dimiliki dan dikendalikan oleh semua anggotanya dengan tujuan untuk membantu para anggota mengelola uang mereka, melayani kredit dengan bunga yang terjangkau dan memberikan pelayanan bidang keuangan yang lainnya kepada para anggota dan masyarakat.
Credit Union, menurut Pendiri Credit Union Pancur Kasih, Drs Anselmus Robertus Mecer, 53, pertama kali muncul di Indonesia pada 1960-an yang mulai dikembangkan dari barat.
Seorang pastor Katolik asal Jerman bertugas di Indonesia dan membawa konsep tersebut. Kemudian CU mulai diperkenalkan ke Kalimantan Barat pada 1975.

Melalui gereja Katolik, diadakan pelatihan pembentukan CU sehingga lahir 40 kelompok. Namun pasang dan surut selalu ada. Satu demi satu, CU berguguran lantas hilang. Kemudian pada tahun 1985, dilakukan sosialisasi ulang dan pelatihan. Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), salah satunya, Pancur Kasih, mengikuti pelatihan tersebut.
Credit Union, tentu saja beda dengan koperasi atau lembaga perbankan umumnya, demikian pendapat Mariamah Achmad seorang aktivis penggagas pembentukan CU Muare Pesisir yang anggotanya kebanyakan para perempuan pencari nafkah keluarga.

Menurut ia, manfaat CU bagi anggota adalah mengubah pola pikir. Maksudnya, dari yang terbiasa instan — langsung memanfaatkan uang saat mendapat pinjaman — menjadi menciptakan modal dahulu dengan menabung secara rutin. Jika telah tercipta modal atau tabungan, baru memanfaatkan atau meminjam. “Inilah yang tidak ditemukan di lembaga keuangan lainnya,” katanya, berpromosi.

Sumber http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10/koperasi-credit-union-2/

makalah informasi dan strategi bisnis

Makalah ini membahas tentang Sistem Informasi dan Strategi Bisnis.
SISTEM INFORMASI DAN STRATEGI BISNIS

Sistem informasi strategis, sistem komputer yang digunakan level organisasi untuk mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa, atau relasi lingkungan untuk membantu organisai meraih keunggulan kompetitif.
Keputusan strategi bisnis dari perusahaan tergantung pada:
  • Produk dan jasa yang dhasilkan perusahaan
  • Industri di mana perusahaan bersaing
  • Pesaing, pemasok, dan pelanggan dari perusahaan
  • Tujuan jangka panjang dari perusahaan

Strategi level Bisnis: Model Rantai Nilai
Strategi yang paling umum untuk level ini adalah:
  1. menjadi penghasil produk dengan biaya produksi yang rendah
  2. mendiferensiasikan produk dan jasa
  3. mengubah lingkup persaingan baik dengan cara memperluas pasar sampai ke pasar global maupun dengan mempersempit pasar.

Model rantai nilai, model yang memberi perhatian pada aktivitas primer dan pendukung yang menambah nilai bagi produk dan jasa perusahaan di mana sistem informasi paling baik diterapkan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Aktivitas primer yaituaktivitas yang langsung berhubungan dengan produksi dan distribusi produk perusahaan atau jasa. Sedangkan aktivitas pendukung adalah aktivitas yang memungkinkan pelaksanaan aktivitas primer. Terdiri dari infrastruktur organisasi, sumber daya manusia, teknologi, dan pengadaan.
Nilai web mengacu ke jaringan pelanggan-terkendali pada perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan rantai nilainya agar secara kolektif menghasilkan produk atau jasa kepada pasar.

Produk dan Jasa Sistem Informasi
System yang menciptakan diferensiasi produk:
  • Perusahaan dapat menggunakan IT untuk mengembangkan produk-produk berbeda.
  • Menciptakan loyalitas merek dengan mengembangkan produk yang unik dan baru dan jasa
  • Produk dan jasa tidak mudah diduplikasi oleh pesaing. Contohnya, Dell Corporation.

Sistem yang Mendukung Ceruk Pasar
Analisis intensif menggunakan data pelanggan untuk mendukung cara-cara baru menghubungi dan melayani pelanggan yang memungkinkan untuk mengembangkan ceruk pasar baru untuk produk atau jasa khusus. Contohnya, program frequent guest Hotel Wyndam

Supply Chain Management dan Sistem Respon Pelanggan Efisien
Sistem yang menghubungkan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai pemasok dan konsumen. System yang secara langsung menghubungkan kembali perilaku konsumen ke distributor, produksi, dan supply chain. Contoh: Wal-Mart menghubungkan langsung pembelian pelanggan ke pemasok hampir saat itu juga. pekerjaan pemasok adalah untuk memastikan produk yang dikirim ke toko untuk menggantikan produk yang dibeli.

IT pada level organisasi digunakan untuk menghindari beralihnya konsumen ke pemasok lain dan mengikat mereka pada perusahaan. Biaya penggantian adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atau perusahaan untuk waktu dan sumber daya yang terbuang sewaktu berganti dari satu pemasok atau ke sistem pemasok atau sistem pesaing. Contohnya, Baxter International.

Strategi level-perusahaan dan Teknologi Informasi
Memperluas kompetensi inti, kegiatan di mana perusahaan unggul sebagai pemimpin kelas dunia. Sistem informasi mendorong berbagi pengetahuan di seluruh unit bisnis dan karenanya perusahaan meningkatkan kompetensi.

Strategi level-industri dan Sistem Informasi: kekuatan-kekuatan kompetitif dan perekonomian jaringan. Perusahaan beroperasi di lingkungan lebih besar yang terdiri dari perusahaan lain, pemerintah, dan bangsa. Kemitraan informasi, aliansi kerjasama yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan yang bertujuan berbagi informasi untuk memperoleh keuntungan strategis. Membantu perusahaan mendapatkan akses ke pelanggan baru, menciptakan peluang-peluang baru untuk cross-selling dan penargetan produk.

Model lima kekuatan Porter
Dalam lingkungan yang lebih besar, terdapat lima kekuatan utama atau ancaman:
  1. Pasar baru pendatang
  2. Produk dan jasa pengganti
  3. Pemasok
  4. Pelanggan
  5. Perusahaan lain yang bersaing secara langsung

Model kekuatan kompetitif, model yang digunakna untuk menjelaskan interaksi dari pengaruh-pengaruh eksternal, ancaman-ancaman khusus dan peluang-peluang, yang mempengaruhi strategi dan kemampuan organisasi dalam bersaing. Teknologi internet telah mempengaruhi struktur industri dengan
  • Memberikan teknologi yang mempermudah para pesaing untuk berkompetisi dalam hal harga dan para pemain baru pada pasar.
  • Meingkatkan informasi yang tersedia bagi pelanggan dalm hal harga sehingga meningkatkan bargaining powernya.
  • Menurunkan kekuatan pemasok
  • Barang-barang substitusi

Ekosistem bisnis
IT memainkan peran yang kuat dalam menciptakan bentuk-bentuk baru produk ekosistem bisnis. Ekosistem bisnis adalah jaringan pemasok, distributor, perusahaan outsourcing, perusahaan jasa transportasi, dan teknologi manufaktur yang saling berkaitan. Sebagai contoh, Microsoft: 1 milyar PC di seluruh dunia dan ratusan ribu bisnis bergantung pada platform Microsoft. EBay: Jutaan orang dan ribuan perusahaan bisnis menggunakan platform ini. Wal-Mart: Enterprise sistem yang digunakan oleh pemasok untuk meningkatkan efisiensi

Jaringan Ekonomi
Produk dan layanan IT menunjukkan efek jaringan yang kuat dan berpotensi menciptakan situasi "winner take all". Jaringan menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk menambah partisipan lainnya nol atau sedikit, sebaliknya keuntungan yang diperoleh bisa semakin besar. Bertentangan dengan hukum penurunan laba pada produk industri dan pertanian. Contohnya, Nilai dari Internet tumbuh secara eksponensial dengan kenaikan linier pengguna. Karena perangkat lunak tertentu dapat menjadi standar (seperti sistem operasi Windows atau Windows Office), orang bisa terkunci ke dalam standar dan nilai Windows tumbuh karena semakin banyak orang yang menggunakannya.

Strategi yang bagus, menggunakan IT untuk membangun produk dan jasa yang menyebabkan efek jaringan. Peluang manajemen, Perusahaan menghadapi perkembangan IT berbasis peluang untuk mendapatkan keunggulan strategis.

Tantangan Manajemen
  • Beberapa perusahaan menghadapi rintangan besar dalam menerapkan sistem kontemporer.
  • Setelah keuntungan tercapai, ada kesulitan dalam mempertahankan keunggulan.
  • Organisasi sering tidak dapat berubah untuk mengakomodasi teknologi baru dengan cukup cepat

Pedoman Penyelesaian melakukan analisis sistem strategis
  • Memahami struktur dan dinamika persaingan industri dimana perusahaan beroperasi.
  • Memahami rantai nilai bisnis, perusahaan, dan industri
  • Mempertimbangkan bagaimana perusahaan dapat mengelola "peralihan strategis" sebagai usaha untuk menerapkan sistem yang memberikan keunggulan kompetitif.

makalah manajemen perekonomian indonesia

KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ni, yaitu tentang LUMPUR LAPINDO. Tugas ini di buat sebagai salah satu tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia.
            Saya bersyukur atas selesainya penulisan makalah ini, dan begitu banyaknya pihak yang membantu dalam penulisan ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
            Dalam hal ini penulis mengharapkan kepada pembaca supaya tugas makalah ini dapat bermanfa’at bagi pembaca dan kita semua. Apabila ada tulisan yang salah dalam ejaan kata dan kekurangan yang fatal, maka seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Menyadari hal ini penulis mohon ma’af sebesar-besarnya.


Bengklu,          januari 2010
Penulis
 
 

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………      1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….      2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...       3   
BAB I       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ………………………………………………………..         4
B.     Pembatasan Masalah ………………………………………………….         4
C.     Tujuan Penulisan ……………………………………………………..          4
D.    Metode Penulisan ……………………………………………………..        4
BAB II      PEMBAHASAN
A.    Lokasi
B.    Lokasi semburan Lumpur
C.    Underground Blowout ( semburan liar bawah tanah )
D.    Volume lumpur
E.     Peta semburan
F.     Upaya penanggulangan
BAB III    PENUTUP
A.    Kesimpulan ……………………………………………………………        9
B.    Saran ………………………………………………………………….         9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lumpur Lapindo sekarang sedang di perdebatkan, karena Lumpur lapindo sangat merugikan masyarakat  Porong dibagian selatan kabupaten Sidoarjo. Akibatny banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dan keluarga mereka. Maka dari  itu dalam makalah ini saya membahas tentang Lumpur Lapindo tersebut.
B.     Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam makalah ini, maka penulis hanya membatasi masalah pada “Lumpur Lapindo”
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba mengungkapkan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan antara lain:
1.      Lokasi
2.      Lokasi semburan Lumpur
3.      Underground Blowout ( semburan liar dibawah tanah )
4.      Volume Lumpur
5.      Peta semburan
6.      Upaya penanggulangan
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini dengan judul “Lumpur Lapindo” adalah:
1.      Untuk  mengetahui kasus Lumpur Lapindo
2.      Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi karena Lumpur Lapindo dan cara penanggulangannya.
D.    Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi internet, yaitu dengan cara mendownload dari internet dan di pahami yang berhubungan dengan Lumpur Lapindo”.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Isu globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Salah satu refleksi dari kegagapan bangsa Indonesia dalam menyikapi sejarah ekonominya adalah ketika dihadapkan pada isu santer yang dikenal dengan globalisasi, yang di dalamnya terkandung sejumlah obsesi, tantangan, konsekuensi, dan harapan akan kehidupan di masa depan. Globalisasi ekonomi hanya membuat makmur sebagian kecil orang (atau negara) di dunia ini, tetapi lebih banyak orang (bangsa/negara) yang dibuat susah.
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
B.     Kerusakan Lingkungan
            Sebelum mempelajari lebih jauh tentang kerusakan lingkungan, harus diketahui pengertian dari lingkungan. Lingkungan adalah adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik.
            Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.      Bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam
                  Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
            Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a.       Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1.      Hujan abu vulkanik, menyebabkan ganggauan pernafasan.
2.      Lava panas, merusak, dan mematikan apapun yang dilalui.
3.      Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalaui.
4.      Gas yang mengandung racun.
5.      Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b.      Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1.      Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
2.      Tanah longsor akibat guncangan.
3.      terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
4.      Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c.       Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1.      Merobohkan bangunan
2.      Rusaknya areal pertanian da perkebunan
3.      membahayakan penerbangan.
4.      Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
2.      Kerusakan lingkungan hidup karena factor manusia
                  Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
            Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a.       Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b.      Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan  dampak pengrusakan hutan.
c.       Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a.       Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b.      Perburuan liar.
c.       Merusak hutan bakau.
d.      Penimbunan rawa-rawa untuk pemukimam.
e.       Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f.       Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g.      Pemanfa’atan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Lingkungan adalah adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.Kerusakan lingkungan terjadi akibat peristiwa alam dan karena faktor manusia,kerusakan yang terjadi karena peristiwa alam yaitu karena Letusan gunung berapi, gempa bumi, angin topan. Dan kerusakan yang di timbulkan akibat ulah manusia yaitu Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan), perburuan liar, merusak hutan bakau, penimbunan rawa-rawa untuk pemukimam, pembuangan sampah di sembarang tempat, bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS), pemanfa’atan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
      Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
B.     Saran
            Marilah kita melestarikan lingkungan kita agar  kita bias hidup dengan sehat. Dengan lingkungan yang bersih kita bias menghirup udara yang bersih. Dam marilah kita untuk mengurangi pemanasan global, yaitu dengan cara mengurangi perabotan yang memakai zat kimia yang di gunakan sebagai pendingin, seperti AC, Kulkas, dan lain-lain. Zat kimia tersebut dapat mengakibatkan lapisan ozon menipis. Apablia lapisan ozon berlubang, maka tak ada lagi yang melindungi kita dari sinar ultraviolet dari matahari yang dapat merusak kulit kita.
                                                                                   
DAFTAR PUSTAKA
http://afand.cybermq.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian-

Makalah Sistem Perekonomian Islam

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Karena nilai – nilai moral akidah dan akhlak serta ketentuan – ketentuan hukum syariah tidak memperkenankan praktek – praktek ekonomi yang mengandung riba, maisir dan spekulasi, maka muara aktifitas ekonomi secara makro lebih dideskripsikan oleh mekanisme di pasar barang dan jasa. Moneter dalam definisi konvensional tidak sejalan dengan nilai dan ketentuan hukum syariah Islam, sehingga keberadaannya menjadi tidak ada dalam perekonomian yang menganut perspektif Islam. Dengan begitu dapat juga dikatakan bahwa perekonomian Islam tidak memiliki konsep keseimbangan umum riil dan moneter dua sektoral (dual sector – konsep IS–LM). Konsep keseimbangan umum dalam Islam lebih sebagai sebuah keseimbangan satu sektoral (single sector), dimana keseimbangan umumnya identik dengan keseimbangan pasar riil (barang dan jasa). Sehingga segala jenis aktifitas ekonomi akan tergambar dalam interaksi permintaan dan penawaran pada pasar barang dan jasa.
B.     Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam makalah ini, maka penulis hanya membatasi masalah pada “Keseimbangan Umum”
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba mengungkapkan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan antara lain:
A.    Keseimbangan Umum
B.     Keseimbangan Umum Islam Ekonomi Islam
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini dengan judul “Keseimbangan Umum” adalah untuk mengetahui Keseimbangan umum ekonomi islam
D.    Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi internet, yaitu dengan cara mendownload dari internet dan di pahami yang berhubungan dengan “Keseimbangan Umum Ekonomi”.
BAB III
PEMBAHASAN
A.    Keseimbangan Umum
1.      Pasokan Uang
            Pada kajian ini kita batasi cakupan uang hanya pada dua bentuk: uang kas dan uang giral. Uang kas dipasok oleh bank sentral, sementara uang giral dipasok oleh perbankan.
            Penentuan jumlah uang kas ini ditentukan oleh bank sentral dengan memperhatikan kelancaran sistem pembayaran dan menjaga inflasi.  Pasokan uang giral terjadi selama uang kartal disimpan atau pinjaman diberikan dalam bentuk demand deposit. Jika ada pencairan demand deposit oleh penabung atau debitur, uang giral akan menyusut sementara uang kartal yang beredar akan bertambah.
            Ekonomi konvensional biasanya mengasumsikan pasokan uang ditentukan secara eksogen oleh proses kebijakan. Karena itu, dalam panel uang-bunga kurva penawaran uang digambarkan vertikal.
2.      Permintaan Uang
            Permintaan uang pada suatu periode merupakan rata-rata jumlah uang yang ingin dipegang oleh  masyarakat pada periode tersebut. Uang yang dipegang maksudnya adalah uang yang siap digunakan untuk transaksi mencakup uang kartal yang tidak disimpan di bank, cek atau sertifikat giro, dan batas transaksi pada kartu debit.
Menurut Keynes, orang memegang uang dapat disebabkan oleh beberapa motif:
1.      Motif transaksi: orang memegang uang untuk keperluan belanja konsumsi maupun investasi yang sudah ia rencanakan
2.      Motif berjaga-jaga: orang memegang uang untuk keperluan belanja yang tidak ia rencanakan
3.      Motif spekulasi: orang memegang uang karena ia menunggu untuk menemukan aset yang lebih baik atau penurunan harga aset di masa depan
            Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dipengaruhi secara positif oleh pendapatan masyarakat. Jika pendapatan masyarakat naik, uang yang diperlukan untuk transaksi konsumsi dan investasi akan naik.
            Dalam ekonomi berbasis bunga, permintaan uang untuk spekulasi menghadapi opportunity cost berupa bunga yang ditawarkan oleh instrumen keuangan. Karena itu, permintaan uang untuk spekulasi akan dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga.
            Mayoritas ekonom Islam menganggap bahwa motif spekulasi memegang uang tidak terdapat dalam perekonomian Islam. Mereka menganggap bahwa tiap spekulasi merupakan wujud perjudian yang jelas diharamkan dalam Islam.
            Ekonom Islam mazhab kritis berpendapat bahwa tidak ada yang salah dengan motif spekulasi. Penundaan belanja aset untuk menemukan aset dengan imbal lebih tinggi atau harga lebih murah di masa depan merupakan tindakan wajar seseorang. Dalam perekomian Islam, permintaan uang untuk spekulasi ini menghadapi opportunity cost berupa imbal yang diharapkan dari instrumen investasi yang ditawarkan saat itu.
Keseimbangan Pasar Uang
            Dalam perekonomian bunga, keseimbangan permintaan dan penawaran uang akan terjadi pada tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional berpendapat bahwa interaksi permintaan dan penawaran uang akan senantiasa membawa suku bunga pada tingkat keseimbangan.
            Apabila suku bunga berada di atas tingkat keseimbangan, pasokan uang melebihi permintaan. Mekanisme penyesuaian berjalan karena pada tingkat bunga tersebut, opportunity cost memegang uang menjadi terlalu tinggi. Masyarakat akan berusaha mengurangi porsi uang dalam portofolio kekayaannya untuk ditukarkan dengan aset yang memberikan bunga, misal obligasi. Penurunan permintaan uang diimbangi dengan kenaikan permintaan aset tersebut. Akibatnya, harga aset tersebut akan naik dan tingkat bunganya menurun. Mekanisme ini akan terus berjalan hingga uang yang ingin dipegang masyarakat sama dengan pasokan uang.
            Mekanisme sebaliknya akan terjadi jika suku bunga berada di bawah tingkat keseimbangan. Opportunity cost yang rendah akan mendorong masyarakat untuk memegang uang lebih banyak dengan cara menjual aset berimbal bunga. Peningkatan penjualan aset menurunkan harga dan menaikkan suku bunga hingga permintaan uang sama dengan pasokan uang.
            Untuk memahami interaksi keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam membentuk permintaan agregat, keseimbangan pasar uang digambarkan dalam panel pendapatan-bunga sebagai kurva LM (akronim dari Liquidity preference = Money supply). Kurva LM diderivasikan dari kurva permintaan dan penawaran dengan mengetahui arah perubahan suku bunga ketika terjadi perubahan pendapatan.
            Peningkatan pendapatan akan meningkatkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga walau tingkat bunga tetap.  Hal ini dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva permintaan uang ke kanan atas. Pada tingkat bunga semula, terjadi kelebihan permintaan uang. Menurut ekonomi konvensional, kelebihan permintaan uang ini akan mendorong bunga naik hingga permintaan uang kembali ke tingkat yang sama dengan pasokan uang. Dengan demikian, peningkatan pendapatan menyebabkan kenaikan suku bunga di pasar uang. Untuk menggambarkan hubungan positif pendapatan dan suku bunga di pasar uang tersebut, kurva LM memiliki kemiringan positif.
            Logika derivasi kurva LM di atas memiliki kelemahan saat menjelaskan kenaikan suku bunga di pasar uang. Kelebihan permintaan yang terjadi di pasar uang disebabkan peningkatan kebutuhan uang untuk bertransaksi karena kenaikan pendapatan. Tidak dijelaskan mengapa pada situasi tersebut suku bunga harus naik.
            Pada penjelasan mekanisme penyeimbangan di pasar uang disebutkan bahwa kenaikan suku bunga saat terjadi kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh peningkatan penjualan aset berbunga. Akan tetapi, pada kasus kelebihan permintaan itu disebabkan oleh kenaikan pendapatan, tidak ada alasan bagi seseorang untuk meningkatkan penjualan aset berbunga.
            Apabila seseorang mengalami kenaikan pendapatan, ia memang membutuhkan uang lebih banyak untuk membiayai kenaikan konsumsi. Akan tetapi, apakah uang tambahan tersebut diperoleh   dengan  mengurangi  kepemilikan aset berbunga? Justru sebaliknya, kepemilikan aset yang merupakan salah satu wujud tabungan pun cenderung meningkat ketika pendapatan naik.  Kenaikan pendapatan akan sekaligus dialokasikan sebagai peningkatan konsumsi dan peningkatan tabungan, yang dapat diwujudkan sebagai aset berbunga maupun uang. Jika kenaikan pendapatan tidak menyebabkan kenaikan penjualan aset, justru dapat menyebabkan kenaikan permintaan aset, maka tidak ada mekanisme yang menyebabkan kenaikan bunga.
            Jika terjadi kenaikan pendapatan, kenaikan bunga memang diperlukan untuk mencapai keseimbangan pasar uang, tetapi tidak terbentuk sendiri oleh interaksi pasar uang. Dengan demikian, situasi ekonomi bisa terjadi di luar kurva LM. Dengan kata lain, kurva LM tidak memiliki daya gravitasi.
            Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran uang yang ditimbulkan oleh perubahan pendapatan akan tetap berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Dari teori kuantitas uang kita tahu bahwa jika pendapatan riil bertambah namun jumlah uang tetap, salah satu dari dua variabel harus berubah: kecepatan peredaran uang naik atau harga turun.
            Dalam perekonomian tanpa bunga, permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi secara negatif oleh tingkat imbal yang diharapkan dari aset produktif. Jika tingkat imbal turun, orang akan cenderung memegang uang lebih banyak karena opportunity cost turun. Proses penyeimbangan permintaan dan penawaran uang juga akan terjadi melalui proses pergantian portofolio kekayaan.
            Misal, penurunan tingkat imbal pertanian mendorong orang untuk menjual tanah pertanian  sehingga  harga jual dan sewa tanah pertanian turun. Penurunan harga sewa menurunkan biaya usaha pertanian pada tingkat pendapatan tetap, sehingga tingkat imbal pertanian kembali naik.
            Jika kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh kenaikan pendapatan, tidak akan ada kenaikan penjualan aset produktif. Akibatnya, kenaikan tingkat imbal tidak terjadi dan kelebihan permintaan uang akan terus berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Peningkatan ekspektasi laba diperlukan untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran uang. Hubungan antara pendapatan dan tingkat imbal yang menyeimbangkan pasar uang ini dicerminkan oleh kurva LM positif dalam panel pendapatan-tingkat imbal. Akan tetapi, kurva LM ini tidak memiliki daya gravitasi karena tidak ada mekanisme dalam pasar yang dapat menyeimbangkan pasar uang ketika terjadi perubahan pendapatan.
3.      Keseimbangan Pasar Barang
            Keseimbangan di pasar barang terjadi ketika belanja agregat (aggregate expenditure—AE) sama dengan produksi nasional (Y). Belanja agregat terdiri dari komponen domestik, mencakup konsumsi (C), investasi (I) dan belanja pemerintah (G), dan komponen asing berupa ekspor neto (NX), yakni nilai ekspor dikurangi nilai impor (NX = X—M).
            Belanja agregat hanya akan sama dengan produksi nasional jika seluruh tabungan disalurkan menjadi investasi. Tabungan nasional (national saving) dibentuk oleh dua komponen: tabungan swasta dan tabungan pemerintah. Tabungan swasta merupakan sisa dari pendapatan neto pajak setelah dikurangi konsumsi (PS = Y – T – C). Tabungan pemerintah dibentuk dari surplus anggaran karena pendapatan pajak melebihi belanja pemerintah (GS = T – G).
Y = C + I + G
Y = C + S + T
C + S + T = C+ I + G
S + (T – G) = I
            Dalam perekonomian bunga, interaksi tabungan dan investasi merupakan interaksi permintaan dan penawaran modal dengan bunga sebagai harga. Tingkat bunga akan mengarah pada tingkat di mana terjadi keseimbangan tabungan nasional dan investasi.
            Kenaikan pendapatan nasional akan meningkatkan nilai tabungan pada berbagai tingkat suku bunga. Akibatnya, terjadi kelebihan pasokan modal pada tingkat bunga yang berlaku. Untuk bersaing menawarkan modalnya, penawar bersedia mengurangi suku bunga yang ia terima. Tingkat bunga akan turun hingga permintaan modal sama dengan pasokan.
            Dalam panel pendapatan-bunga, hubungan di atas digambarkan sebagai kurva IS. Kurva ini mewakili tingkat bunga yang dapat menyeimbangkan tabungan dan investasi pada berbagai tingkat pendapatan.
Dalam perekonomian nonbunga, permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara positif oleh tingkat imbal harapan.  Naiknya tingkat imbal harapan yang disebabkan penurunan pajak atau pemberantasan korupsi akan mendorong perusahaan memperbesar pembelian barang-barang modal. Perusahaan akan mencari modal untuk membiayai investasinya. Pada sisi pemilik modal, kenaikan tingkat imbal harapan mendorong mereka mengalokasikan lebih besar tabungan mereka untuk investasi sekalipun rasio bagi hasil tidak berubah.
            Jika tingkat imbal harapan dari investasi naik, penawaran dan permintaan modal akan naik secara simultan pada rasio bagi hasil tetap. Walau sama positif,  elastisitas penawaran modal kurang dari elastisitas permintaan modal karena tingkat imbal hanya berpengaruh kecil pada tabungan.  Tabungan seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh pendapatannya.  Akibatnya, selisih tabungan dan investasi mengecil dan permintaan agregat meningkat.
            Permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara berbeda oleh rasio bagi hasil. Penawaran modal semakin besar jika rasio bagi hasil meningkat karena imbal harapan bagi pemilik modal meningkat. Sebaliknya, peningkatan rasio bagi hasil akan mengurangi imbal harapan bagi pemilik perusahaan sehingga permintaan akan turun. Interaksi permintaan dan penawaran modal akan membawa rasio bagi hasil pada tingkat yang menyeimbangkan keduanya.
4.      Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar Uang
            Mayoritas ekonom konvensional maupun Islam berpendapat bahwa pada harga yang tetap, pendapatan dan bunga/imbal akan berada pada tingkat yang menyeimbangkan sekaligus pasar barang dan pasar uang. Tingkat pendapatan dan bunga keseimbangan ini terletak di  perpotongan kurva IS dan LM, baik yang menggunakan basis bunga maupun imbal.
            Ekonomi konvensional menganggap bahwa pendapatan dan bunga akan selalu menuju pada tingkat keseimbangan simultan pasar barang dan pasar uang ini karena di masing-masing pasar terdapat mekanisme penyeimbangan. Mayoritas ekonom Islam juga berpendapat bahwa mekanisme yang mirip terjadi dalam perekonomian tanpa bunga. Pendapatan dan tingkat imbal akan menuju ke tingkat keseimbangan ini.
            Akan tetapi, sebagaimana telah dijelaskan bahwa perubahan pendapatan tidak serta-merta menimbulkan perubahan tingkat bunga di pasar uang yang membawa pada keseimbangan permintaan dan penawaran uang. Karenanya, penentuan tingkat bunga di panel pendapatan-bunga dapat hanya ditentukan oleh kurva IS tanpa melibatkan kurva LM. Dengan kata lain, tingkat bunga selalu terjadi di kurva IS namun dapat terjadi di luar kurva LM.
            Belanja agregat mengandung unsur konsumsi sehingga dipengaruhi positif oleh produksi nasional. Karena asumsi konsumsi otonom positif (C0 > 0) dan hasrat marjinal konsumsi positif kurang dari satu (0 < MPC < 1), belanja agregat menjadi lebih dari produksi nasional pada rentang produksi nol hingga satu titik di mana belanja agregat seimbang dengan produksi nasional. Jika produksi nasional lebih tinggi dari tingkat keseimbangan itu, belanja agregat akan kurang dari produksi nasional.
            Selisih antara belanja agregat dan produksi nasional akan merubah tingkat persediaan barang. Perubahan persediaan menjadi sinyal bagi perusahaan untuk menyesuaikan produksi untuk menjaga tingkat persediaan yang optimal.  Ketika belanja agregat kurang dari produksi nasional, persediaan akan naik
B.     Keseimbangan Umum Eknomi Islam
      Karena nilai – nilai moral akidah dan akhlak serta ketentuan – ketentuan hukum syariah tidak memperkenankan praktek – praktek ekonomi yang mengandung riba, maisir dan spekulasi, maka muara aktifitas ekonomi secara makro lebih dideskripsikan oleh mekanisme di pasar barang dan jasa. Moneter dalam definisi konvensional tidak sejalan dengan nilai dan ketentuan hukum syariah Islam, sehingga keberadaannya menjadi tidak ada dalam perekonomian yang menganut perspektif Islam. Dengan begitu dapat juga dikatakan bahwa perekonomian Islam tidak memiliki konsep keseimbangan umum riil dan moneter dua sektoral (dual sector – konsep IS–LM). Konsep keseimbangan umum dalam Islam lebih sebagai sebuah keseimbangan satu sektoral (single sector), dimana keseimbangan umumnya identik dengan keseimbangan pasar riil (barang dan jasa). Sehingga segala jenis aktifitas ekonomi akan tergambar dalam interaksi permintaan dan penawaran pada pasar barang dan jasa.
      Dengan pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi riil didukung secara signifikan oleh sector investasi dan penyediaan uang, maka kedua sector ini yang kemudian secara simultan dimasukkan dalam menjelaskan keseimbangan umum ekonomi (dalam perspektif Islam). Sector investasi menjadi sector pendukung aktifitas ekonomi riil yang begitu dominan perannya dalam corak perekonomian kontemporer saat ini. Aktifitas ekonomi yang begitu rumit dengan ruang lingkup yang cukup luas membuat sector investasi menjadi suatu aktifitas yang penting dalam perekonomian. Sementara itu, perekonomian tentu tidak akan lengkap jika tidak membahas keterkaitannya dengan penyediaan uang sebagai medium of transaction. Urgensi dari keberadaan uang telah menjadi sebuah keharusan bagi sistem ekonomi. Namun dalam Islam Uang tidak berperan lebih besar kecuali sebagai alat pembayaran atau alat penyimpan nilai (kekayaan).
1.      Aktivitas Investasi
            Jika sector moneter yang selama ini lazim dikenal dalam perekonomian tidak ingin dihilangkan dalam wacana ekonomi Islam, maka sector investasi dapat saja diidentikkan dengan sector moneter. Namun identifikasi sector investasi menjadi moneter haruslah dengan pemahaman bahwa definisi moneter disini tidak merujuk pada definisi yang digunakan oleh konvensional. Sector moneter (investasi) disini terbatas pada penyediaan modal atau projek – projek investasi yang mendukung terselenggaranya aktifitas riil di pasar. Secara definisi penjelasan tentang investasi telah dijabarkan dalam bab sebelumnya tentang prilaku ekonomi.
            Perumusan model aktifitas investasi, baik pada sisi permintaan maupun sisi penawaran, merujuk pada nilai – nilai moral Islam yang diyakini mempengaruhi prilaku ekonomi seseorang serta segala ketentuan hukum syariah yang memang menjadi pedoman dalam berprilaku dan berinteraksi secara Islam. Dengan asumsi bahwa yang menjadi objek dalam aktifitas investasi adalah projek – projek investasi, maka aktifitas permintaan dan penawaran investasi akan menentukan besar – kecilnya tingkat ekspektasi keuntungan di pasar investasi.
            Penawaran investasi yang komponennya terdiri dari investasi swasta (Ip), investasi pemerintah (Ig) dan investasi sosial (Iso), memiliki kurva yang vertikal karena diasumsikan bahwa inisiasi projek investasi dilakukan bukan atas dasar besar – kecilnya keuntungan ekspektasi (expected return – Er). Penawaran atau inisiasi projek investasi pada investasi swasta dilakukan sepanjang Er tidak negatif. Dengan kata lain, projek investasi akan tetap dilakukan berapapun tingkat ekspektasi keuntungan. Bahkan boleh jadi seorang pelaku bisnis akan tetap berinvestasi meskipun tahu ekspektasi keuntungannya adalah 0, karena motivasi dia adalah memberikan kemashlahatan/kerja bagi mereka yang membutuhkan[2]. Sementara itu investasi pemerintah dan sosial cenderung tidak ada kaitannya dengan ekspektasi keuntungan, karena motivasi pemerintah dan sosial masing – masing adalah penyediaan infrastruktur bagi publik dan kemanfaatan bagi manusia lain (yang sifatnya sukarela).
            Pada sisi permintaan investasi, keikutsertaannya kelompok pemilik modal tergantung pada keberadaan usaha yang telah ada dipasar, dimana mereka menempatkan sebagian modalnya (uang) pada usaha yang ada, sehingga besar – kecil jumlah investasi atau penanaman modal mereka pada projek investasi tergantung pada besar – kecil ekspektasi keuntungan yang ada. Semakin besar ekspektasi keuntungan, maka akan semakin besar permintaan terhadap projek investasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika ekspektasi keuntungan kecil, maka permintaan projek investasi pun akan turun. Seberapa besar penurunan permintaan investasi sangat tergantung pada tingkat sensitifitas permintaan tersebut terhadap pergerakan naik – turunnya ekspektasi keuntungan.
            Dalam sebuah pasar yang terintegrasi dengan sifat informasi pasar yang cair (symetric information), tingkat ekspektasi keuntungan sebagai hasil dari interaksi permintaan dan penawaran investasi akan mencerminkan juga aktifitas sektor riil di pasar puncak yaitu pasar barang dan jasa. Dalam mekanisme ekonomi modern yang aktifitasnya begitu rumit dengan ruang lingkup yang hampir – hampir tidak memiliki batas wilayah dan pelaku, pasar investasi ini menjadi satu sektor ekonomi yang dominan dalam sebuah perekonomian. Oleh sebab itu, peran pasar investasi menjadi cukup signifikan untuk menjelaskan mekanisme keseimbangan umum ekonomi di pasar puncak barang dan jasa.
2.      Aktivitas Uang beredar
            Membahas ekonomi tentu tidak akan lengkap jika tidak mendiskusikan tentang uang. Tidak hanya pada sistem ekonomi konvensional, dalam sistem ekonomi Islam uang juga memiliki peran yang penting. Namun yang membedakan pada kedua sistem ini adalah, perspektif terhadap peran atau fungsi uang dalam aktifitas ekonomi. Sistem konvensional memandang uang tidak sekedar hanya sebagai alat bantu transaksi ekonomi, uang bahkan dapat menjadi objek transaksi ekonomi itu sendiri. Dengan demikian konsekwensi perspektif ini membuat perekonomian menjadi meluas ruang lingkup aktifitasnya, ia tidak hanya terbatas pada transaksi – transaksi produktif penciptaan barang dan jasa, tetapi juga mencakup segala transaksi – transaksi keuangan berikut transaksi – transaksi turunannya
            Sementara itu sistem ekonomi Islam membatasi fungsi uang sebagai alat bantu transaksi – transaksi produktif barang dan jasa. Uang itu sendiri tidak diperkenankan menjadi kommoditi yang kemudian memiliki pasarnya yang khas. Dengan demikian, pembahasan terkait dengan uang akan terfokus pada masalah penyediaan uang beredar dalam rangka mendukung aktifitas ekonomi riil.
            Penyediaan uang beredar pada dasarnya identik dengan jumlah pencetakan uang, dimana jumlah pencetakannya merupakan wewenang negara; oleh bank sentral (central bank) ataupun otoritas moneter (monetary agency). Dengan begitu, jumlah penyediaan uang beredar bersifat autonomous, atau dengan kata lain penawaran uang (money supply – Ms) dalam pasar jumlahnya tergantung kebijakan negara melalui lembaga berwenang. Oleh sebab itu penggambaran kurva penawaran uang (Ms) dalam keseimbangan uang beredar berbentuk garis vertikal, jika dihubungkan antara ekspektasi keuntungan (Er) dengan jumlah uang beredar. Kurva penawaran uang yang vertikal bermakna, bahwa berapapun tingkat Er sejumlah Ms harus (tetap) tersedia. Dengan kata lain penyediaan uang beredar (Ms) tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya ekspektasi keuntungan (Er).
Ms = Mo
Dimana:
Ms = Penawaran uang
Mo = Jumlah uang yang diciptakan (autonomous)
            Sementara itu, jika dihubungkan dengan ekspektasi keuntungan (expected return – Er), maka permintaan uang (Md) memiliki hubungan yang negatif terhadap Er. Maknanya semakin tinggi tingkat Er, maka semakin rendah preferensi untuk memegang uang tunai. Seberapa besar permintaan uang tersebut tergantung besarnya sensitifitas permintaan uang terhadap pergerakan Er (g). Disamping itu permintaan uang juga ditentukan oleh besar pendapatan (Y). Semakin besar pendapatan, maka akan semakin tinggi juga permintaan uang.
Md = kY – g(Er)
Dimana:
Md = Permintaan uang
Y = Pendapatan
k = Sensitifitas perubahan Md akibat perubahan Y
g = Sensitifitas perubahan Md akibat perubahan Er
Er = Ekspektasi keuntungan
            Jika diasumsikan bahwa pergerakan Y merupakan refleksi dinamika atau pergerakan aktifitas ekonomi riil, maka pergerakan permintaan uang akan mencerminkan dinamika ekonomi riil. Dan pada gilirannya pergerakan inilah yang kemudian direspon oleh kebijakan penciptaan uang (Ms). Dari kurva keseimbangan uang beredar ini dapat disimpulkan juga bahwa aktifitas penciptaan uang (Ms) hanyalah sebuah kebijakan yang sifatnya responsif menyikapi perkembangan aktifitas ekonomi riil, dimana aktifitas ekonomi riil digambarkan oleh pergerakan kurva permintaan uang (Md).
            Selanjutnya interaksi penawaran dan permintaan uang akan membentuk tingkat ekspektasi keuntungan yang diyakini pergerakannya sama dan identik dengan apa yang ada di pasar investasi. Pergerakan ekspektasi keuntungan baik di pasar investasi maupun di ”pasar” uang beredar[4], pada dasarnya mencerminkan pergerakan harga di sektor riil. Dimana jika harga bergerak naik misalnya akibat kenaikan permintaan, maka secara otomatis pasar menerima informasi bahwa total penerimaan (keuntungan – revenue) naik, hal ini membuat ekspektasi keuntungan akan naik. Respon berupa peningkatan penawaran akibat kenaikan harga (karena revenue di pasar meninggi) yang kemudian membuat harga kembali ke tingkat semula (keseimbangan – equilibrium price) dicerminkan juga oleh peningkatan penawaran investasi dan peningkatan permintaan uang.
            Hubungan ketiga jenis pasar tersebut; pasar barang dan jasa, pasar investasi dan pasar uang beredar dapat digambarkan dalam kurva keseimbangan. Selanjutnya kurva keseimbangan inilah yang oleh penulis ditawarkan sebagai sebuah konsep keseimbangan umum (general equilibrium) dalam ekonomi yang mengakomodasi Islam sebagai nilai dan hukum aplikasinya. Dari konsep keseimbangan umum ini, terlihat ide besar dari perekonomian secara makro, bahwa dinamika pasar puncak yaitu barang dan jasa berkorelasi positif dengan dinamika yang ada di pasar investasi dan pasar uang beredar. Secara lebih spesifik dengan asumsi – asumsi yang berlaku dalam aplikasi ekonomi Islam, kesimpulan yang dapat juga dikemukakan pada kondisi keseimbangan umum adalah bahwa peningkatan volume transaksi barang dan jasa disektor riil sama dengan peningkatan volume investasi di pasar investasi dan peningkatan uang beredar yang ada di pasar uang beredar (∆Q = ∆I = ∆M). Kesimpulan ini mendukung keyakinan teori ekonomi Islam yang menyebutkan bahwa uang tercipta di pasar uang beredar ketika barang dan jasa juga tercipta di pasar riil. Dinamika penciptaan uang tidak berdiri sendiri layaknya yang terjadi di sistem ekonomi konvensional.
            Pada perspektif lain, konsep keseimbangan umum ini juga menggambarkan ide berbeda dalam menggambarkan sebuah keseimbangan umum ekonomi, dimana keseimbangan umum puncak ada di pasar barang dan jasa. Hal ini seakan ingin menegaskan bahwa segala aktifitas ekonomi baik interaksi yang ada di pasar maupun kebijakan-kebijakan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja perekonomian pada akhirnya harus tergambar dalam pasar riil yaitu pasar barang dan jasa. Disini juga terlihat bahwa ide pemadanan dua pasar; riil (barang dan jasa) dan moneter (keuangan), tidak berlaku dalam ekonomi Islam, karena memang pasar keuangan tidak eksis akibat mekanisme bunga (interest rate) tidak ada dalam ekonomi. Kalaupun ada mekanisme investasi sebagai ”padanan” dari pasar keuangan konvensional, ia tidak kemudian sejajar dalam artian berdiri sendiri (seperti yang diyakini oleh konvensional) dengan pasar riil. Keberadaan pasar investasi merupakan konsekwensi saja dalam perkembangan aktifitas ekonomi riil. Begitu juga posisi pasar uang beredar. Pasar ini hanyalah menggambarkan bagaimana dan seberapa besar sepatutnya sejumlah uang disediakan dalam rangka mendukung aktifitas ekonomi riil.
            Sebagai sebuah konsep yang baru, konsep keseimbangan umum ini memang membutuhkan kajian lanjutan yang lebih mendalam untuk mendapatkan satu model keseimbangan umum ekonomi yang mapan dan valid. Namun sebagai sebuah langkah awal, konsep keseimbangan ini mampu memberikan penjelasan apa yang (sepatutnya) terjadi dalam perekonomian menggunakan perspektif Islam.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Denagan paparan dan penjelasan tentang keseimbangan ekonomi di atas, maka kita ketahui bahwa keseimbangan umum ekonomi akan terjadi apabila komponen-komponen yang dapat mempengaruhi keseimbangan umum itu semuanya berjalan dengan baik. Seperti keseimbangan pasar barang, pasar uang, pasokan uang, pasaokan barang san lain sebaginya.
B.     Saran
      Kita sebagai umat muslim, hendaknya mengetahui tentang keseimbangan umum ekonomi secra Islam. Di dalam Islam tentu talah di atur ekonomi dengan sedemikian rupa dan kita tinggal menjalankannyadengan baik.